Meutya Hafid Instruksikan Operator Sediakan Internet Murah dan Ngebut
Pemerintah mempercepat pemerataan akses internet cepat hingga ke pelosok sebagai upaya memperkuat ekonomi digital rakyat. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menginstruksikan operator seluler nasional menghadirkan layanan internet tetap hingga 100 Mbps di wilayah yang belum tersentuh jaringan serat optik.
Instruksi ini menyasar sekolah, puskesmas, kantor desa, dan rumah tangga di daerah tertinggal. Kebijakan tersebut menjadi bagian dari program percepatan pemerataan digital nasional yang selaras dengan arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto.
“Sebagaimana kita ketahui bersama, dalam pidato pelantikannya, Presiden menyampaikan secara berulang pentingnya digitalisasi untuk meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat,” kata Meutya dalam audiensi bersama pimpinan Telkom, Telkomsel, Indosat, dan XL Smart di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Jumat (13/6/2025).
Baca Juga: Meutya Hafid Pamer Internet Capai 79,5% di Jepang
Pemerintah akan memfasilitasi program ini melalui alokasi spektrum baru dan skema jaringan terbuka (open access), yang memungkinkan operator saling berbagi infrastruktur. Langkah ini diharapkan menurunkan biaya investasi dan menghadirkan layanan internet yang lebih terjangkau.
“Ini adalah langkah kami dalam memastikan bahwa setiap kebijakan spektrum tidak hanya mengutamakan aspek regulasi, tapi juga membuka ruang seluas-luasnya untuk keterlibatan dan kesiapan industri,” ujar Meutya.
Baca Juga: Internet 100 Mbps Cuma Rp100 Ribu? Ini Target Ambisius Kemkomdigi!
Penyusunan Peraturan Menteri sebagai dasar hukum program telah melewati proses konsultasi intensif bersama industri selama lebih dari satu bulan. Seleksi operator dijadwalkan dimulai tahun ini dan menjadi kunci keberhasilan program internet cepat yang terjangkau.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, sebanyak 86 persen sekolah atau sekitar 190.000 unit belum memiliki akses internet tetap. Selain itu, 75 persen puskesmas atau sekitar 7.800 unit belum terkoneksi secara optimal. Sekitar 32.000 kantor desa juga masih berada dalam zona blank spot, sementara penetrasi fixed broadbandrumah tangga nasional baru mencapai 21,31 persen.
Kebijakan ini ditujukan untuk menjembatani kesenjangan digital yang menjadi hambatan utama kemajuan pendidikan, layanan kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi di daerah tertinggal. Pemerintah meyakini kehadiran internet cepat dan murah secara merata dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif.
(责任编辑:知识)
- ·Presiden Jokowi Bertemu PM Singapura, Ini yang Dibahas
- ·Permintaan Kubu Hasto soal Penundaan Penyidikan Ditolak Dewas KPK
- ·Ini Benda Terkotor di Kamar Hotel, Awas Jangan Asal Pegang!
- ·Korupsi Pembuatan Patung Hingga Rp6,2 Miliar, Terdakwa Cuma Divonis 1 Tahun
- ·KPK Dorong 5 Ribu Caleg Segera Laporkan LHKPN
- ·Resistensi Antibiotik, 700 Ribu Orang di Dunia Meninggal Tiap Tahun
- ·Rudiantara Lestarikan Tradisi 'Nanggok' Saat Lebaran
- ·Ini Tanda Kamu Terlalu Banyak Tidur, Lelah dan Sulit Fokus
- ·AHY Soroti Pembentukan Satgas Giant Sea Wall Pantura Jawa untuk Lindungi Garis Pantai
- ·Kisruh Menara Imperium, Pemprov DKI Digugat
- ·Puan Maharani Absen di Rapat Paripurna Revisi UU Pilkada, Penuhi Undangan Parlemen Hongaria
- ·OpenAI Resmi Lakukan Ekspansi ke Korea Selatan
- ·Refocusing Anggaran Kemensos, Gus Ipul : Memperkecil Operasional, Memperkuat Program Pro Rakyat
- ·Cegah Kanker Serviks dengan Tepat di Mayapada Hospital
- ·Pemerintah Optimistis IEU
- ·Gubernur DKI Ajak Warga Merawat Ibu Kota
- ·Bertolak ke Pakistan, Prabowo Antar Langsung Kepulangan Erdogan di Lanud Halim
- ·Dicap Skema Ponzi, Harga Bitcoin Dinilai Naik Gegara Manipulasi BlackRock CS
- ·Kubu Anies
- ·Gubernur DKI Ajak Warga Merawat Ibu Kota